Desember 19, 2009

Pengamatan Ikan

Posted in IPA tagged pada 12:18 pm oleh nazemaru

HASIL PERCOBAAN

Tujuan:

Mempelajari pengaruh pencemaran air terhadap daya hidup ikan.

Alat & Bahan

1. Gelas plastik (4)

2. Ikan (4)

3. Air bersih

4. Air sabun mandi

5. Air deterjen/sabun cuci

6. Baygon/obat nyamuk cair

Hasil Pengamatan

NO.

PERLAKUAN

PENGAMATAN

5’

10’

15’

1

Ikan dalam air bersih Normal Normal Normal

2

Ikan dalam air sabun Kejang-kejang di dasar gelas Mati di dasar gelas

3

Ikan dalam air deterjen Kejang-kejang di permukaan air gelas Kejang-kejang di permukaan air gelas Mati di permukaan gelas

4

Ikan dalam air baygon Diam di permukaan air gelas Diam di permukaan air gelas Diam di permukaan air gelas

PEMBAHASAN

  1. Ikan yang dimasukkan dalam air bersih menunjukkan reaksi yang normal dalamkarena air bersih tidak mendapat pencemaran zat-zat kimia lainnya, sehingga ikan dapat hidup dengan sehat.
  2. Ikan yang dimasukkan dalam air sabun menunjukkan reaksi yang berbeda, ikan kejang-kejang di dasar gelas pada 5 menit pertama. Kemudian dalam waktu 10 menit ikan tersebut sudah mati di dasar gelas.
  3. Ikan yang dimasukkan dalam air deterjen menunjukkan reaksi yang hampir sama seperti ikan dalam sabun. Perbedaannya, ikan dalam air deterjen mengalami kejang-kejang di permukaan bahkan sampai melompat keluar gelas. Dalam waktu 10 menit ikan masih bertahan hidup, tapi dalam waktu 15 menit ikan tersebut sudah mati.
  4. Ikan yang dimasukkan dalam air baygon menunjukkan reaksi diam di permukaan dan tetap hidup, karena baygon tidak dapat bercampur dengan air dan hanya menutupi permukaan air saja. Sehingga ikan tetap hidup dalam di bawah permukaan lapisan baygon tersebut.

KESIMPULAN

Berbeda dengan air bersih yang mengandung banyak oksigen, Sabun dan deterjen mengandung zat kimia aditif yang dapat bercampur dengan air. Oleh karena itu makhluk hidup dalam air akan terganggu karena oksigen dalam air semakin berkurang beriringan dengan bertambahnya zat pencemar tersebut. Sehingga ikan/makhluk hidup lainnya tidak dapat bertahan hidup.

Baygon termasuk zat beracun, namun Baygon tidak dapat bercampur dengan air tetapi membentuk lapisan di permukaan air. Meskipun  ikan/makhluk hidup air dapat bertahan hidup, tetapi ikan/makhluk tidak dapat hidup sehat karena kekurangan oksigen dan cahaya matahari.

Desember 2, 2009

Mengapa Ekosistem Bumi Semakin Rusak?

Posted in IPA tagged pada 9:42 am oleh nazemaru

KERUSAKAN EKOSISTEM

Sejumlah ahli lingkungan hidup AS menyatakan kerusakan ekosistem bumi oleh tangan manusia meningkat dalam 50 tahun terakhir. Kerusakan ini akan mengakibatkan menurunnya persediaan makanan, air, dan energi yang penting bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan laporan ahli lingkungan, tercatat seperempat jumlah ikan di lautan habis. Sementara seperempat luas tanah di bumi telah diolah. Penggunaan air dari sungai dan danau berlipat ganda dalam 40 tahun terakhir. Hal itu muncul akibat bertambahnya populasi manusia dan diperparah budaya konsumerisme.
Jika kondisi ini terus berlanjut, manusia akan menghadapi berbagai masalah. Di antaranya penyakit malaria dan kolera akan meningkat. Eksploitasi alam berlebihan ini dipastikan membuat cadangan air bersih menipis. Sebanyak 25% mamalia yang hidup di hutan juga terancam punah.

Saat ini, negara-negara besar dengan jumlah penduduk tinggi mulai merasakan dampaknya. Di AS, misalnya. Dalam beberapa kali dalam setahun Sungai Colorado mengering sebelum airnya dapat mencapai laut. Sedangkan di Sungai Missisipi, terdapat satu zona yang tidak memungkinkan ikan untuk hidup.

Di Indonesia sendiri telah terjadi penjarahan hutan. Penjararahan itu ternyata memiliki dampak positif yaitu keuntungan finansial yang besar. Namun ada pula dampak negatifnya yaitu kerusakan ekosistem. Jadi, ekosistem tetap dirugikan, bahkan justru kerusakan ekosistem ini jika dinilai rupiah tidak ternilai.
Dari pengamatan, dampak negatif penjarahan memang cukup besar. Contoh konkret, beberapa desa yang selama ini tidak pernah banjir, begitu kondisi hutan gundul seperti saat ini, hujan sebentar saja sudah banjir. Contoh lainnya PDAM saatini dipusingkan dengan tinggingya pelumpuran air baku. Kondisi ini terjadi karena hutan di sekitar air baku sudah gundul, sehingga jika terjadi hujan sedikit saja tanah-tanah akan terbawa air dan masuk sungai.

Selain Faktor dari manusia, faktor alam juga memungkinkan terjadinya kerusakan ekosistem. Seperti bencana alam gempa bumi dan gunung meletus. Bencana-bencana tersebut mengakibatkan kerusakan ekosistem yang kemudian berdampak kekeringan pada tanah persawahan maupun hutan.

Dengan demikian dapat disimpulkan ekosistem bumi semakin rusak selain akibat faktor alam, tetapi juga akibat perbuatan atau kegiatan manusia yang berakinat buruk pada ekosistem tanah, air maupun pada manusia sendiri. Seperti timbulnya banjir, menurunnya populasi ikan, serta meningkatnya penyakit yang berdampak khusus pada manusia.
Baca entri selengkapnya »

November 23, 2009

Ekosistem

Posted in IPA tagged pada 12:35 pm oleh nazemaru

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.

a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b. Komponen heterotrof
(Heteros
= berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

2. Macam-macam Ekosistem

a. Ekosistem Darat

Berdasarkan letak geografisnya, ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu:

1. Bioma gurun

Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah. Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

2. Bioma padang rumput
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

3. Bioma Hutan Basah
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

4. Bioma hutan gugur
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

5. Bioma taiga
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

b. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

c. Ekosistem Air laut

1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya laut, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.

2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.

Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.

Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.

3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.

Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.

Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

November 9, 2009

Never Say DiE

Posted in IPA pada 8:45 am oleh nazemaru

Never Say DiE

Posted in IPA pada 8:44 am oleh nazemaru

November 5, 2009

Hello world!

Posted in IPA pada 4:48 am oleh nazemaru

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!